Kemendesa PDT : Desa Harus Jadi Pusat Kebudayaan, FORMADES Mitra Strategis Pembangunan

Drs. Andrey Ikhsan Lubis, M.Si.
Direktur Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan
Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal

Lintasdesa.com, Bandung Barat – Direktur Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, Drs. Andrey Ikhsan Lubis, M.Si., menegaskan pentingnya desa menjadi pusat kebudayaan yang hidup dalam pembangunan nasional. Hal itu ia sampaikan dalam Rembuk Kebudayaan dan Silaturahmi Nasional yang digelar Forum Membangun Desa (FORMADES) di Bandung Barat, 23–24 Agustus 2025.

Dalam sambutannya, yang dibacakan oleh perwakilanya, Putri N. Iswardani, Penelaah Teknis Kebijakan Direktorat PSBLDP
Kementerian Desa PDT, Andrey menekankan bahwa UU No. 3 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas UU Desa menjadi momentum besar bagi desa untuk tampil sebagai subjek pembangunan. Melalui asas rekognisi dan subsidiaritas, desa kini memiliki kewenangan lebih luas dalam mengelola potensi, termasuk dalam melestarikan tradisi dan budaya.

“Pembangunan desa tidak boleh berhenti pada infrastruktur. Desa adalah pusat kebudayaan. Dari sinilah jati diri bangsa dijaga dan masa depan Indonesia dibangun,” tegasnya.

Menurutnya, pelestarian budaya lokal juga sejalan dengan amanat UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang menempatkan desa sebagai garda terdepan penjaga adat, tradisi, dan identitas masyarakat.

Baca Juga :  Demo di Purworejo Memanas, Tulisan di Jalan Picu Ketegangan dengan Aparat

Andrey juga menyoroti penggunaan Dana Desa 2025 yang diharapkan lebih menyentuh aspek penguatan budaya, ketahanan pangan, serta tata kelola desa yang transparan dan partisipatif. “Dana Desa bukan hanya untuk jalan atau gedung, tetapi juga harus menghidupkan budaya, memperkuat pangan, dan mempererat gotong royong,” tulisnya dalam sambutan yang dibacakan Putri.

Selain itu, Ia juga mengapresiasi FORMADES yang dinilainya telah memberi ruang penting bagi kebudayaan sebagai nafas pembangunan desa. “FORMADES bisa menjadi mitra strategis dalam menggerakkan partisipasi masyarakat dan pemerintah desa menuju desa mandiri, berdaya, dan berdaulat budaya,” ungkapnya.

Tema kegiatan “Budaya sebagai Nafas Pembangunan Desa: Meneguhkan Kedaulatan dan Memperkuat Ketahanan” menurut Andrey sangat relevan di tengah arus globalisasi yang kerap mengikis nilai-nilai lokal.

Menutup sambutannya, ia mengajak seluruh pihak menjaga semangat kebersamaan dalam pembangunan desa. “Bangun Desa, Bangun Indonesia. Desa Terdepan, Untuk Indonesia!.”