103 Kopdes Merah Putih Akan Menjadi Proyek Percontohan Klinik dan Apotek Desa

Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono
Jakarta, LINTASDESA |Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah membahas rencana untuk mengintegrasikan klinik dan apotek desa ke dalam Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kopdesl) Merah Putih.
Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono, yang juga Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satgas Percepatan Pembentukan Kopdes Merah Putih, mengungkapkan bahwa 103 lokasi Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi proyek percontohan untuk kehadiran klinik dan apotek desa.
Guna mewujudkan hal itu, Kemenkop pun membutuhkan data rinci calon klinik agar dapat segera diintegrasikan dengan Kopdes.
“Sesuai tugas dalam Inpres 9/2025, kami telah menyusun konsep model bisnis untuk gerai klinik desa dan apotek desa. Untuk itu, dibutuhkan masukan dari Kementerian Kesehatan,” kata Ferry

Sementara itu anggota Komisi IX DPR RI Dr. Hj. Netty Prasetiyani Heryawan, S.S., M.Si. (istri Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat periode 2008–2018) mengingatkan pemerintah agar mengutamakan mutu dan kualitas layanan kesehatan dalam pengintegrasian klinik serta apotek desa ke dalam Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih.
“Pelayanan kesehatan menyangkut keselamatan jiwa sehingga harus tetap berpegang pada standar medis dan etika profesi,” kata Netty di Jakarta, Jumat (11/7/2025).
Menurut dia, semangat gotong royong meningkatkan ekonomi desa dalam pengintegrasian klinik dan apotek dalam Kopdes Merah Putih tidak cukup jika tidak diiringi dengan standar medis dan etika profesi yang ketat, ketersediaan tenaga kesehatan, serta kepatuhan pada regulasi farmasi dan perizinan.
Sejalan dengan hal itu, Netty pun mendorong Kementerian Kesehatan dan Kementerian Koperasi agar segera menyusun petunjuk teknis dan standar operasional prosedur (SOP) pelaksanaan yang jelas agar program tersebut tidak menimbulkan kebingungan di lapangan.
“Harus ada SOP yang memastikan layanan kesehatan berjalan sesuai ketentuan, termasuk integrasi layanan dengan BPJS Kesehatan. Jangan sampai ada kerancuan dalam distribusi obat dan penanganan pasien,” ujar Netty.
Netty berharap ke depannya proyek percontohan Kopdes Merah Putih di 103 titik dapat menjadi model layanan kesehatan desa yang inklusif, terukur, dan berkelanjutan, dengan tetap menjaga akuntabilitas dan partisipasi warga desa sebagai bagian dari semangat koperasi. (Ant*)