Bandung Barat, Lintasdesa.com – Kabupaten Bandung Barat adalah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kota Kabupaten Bandung Barat terletak di Kecamatan Ngamprah. Kabupaten Bandung Barat merupakan pemekaran dari Kabupaten Bandung.

Kabupaten Bandung Barat berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang di sebelah barat dan utara, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kota Cimahi di sebelah timur, Kota Bandung di sebelah selatan, serta Kabupaten Cianjur di sebelah barat.

Pada akhir tahun 2024, jumlah penduduk kabupaten Bandung sebanyak 1.911.661 jiwa yang tersebar di 16 Kecamatan dan 165 desa. Ke 16 Kecamatan di Kabupaten Bandung Barat adalah Cililin, Cihampelas, Cipongkor, Sindangkerta, Lembang, Ngamprah, Cisarua, Gununghalu, Padalarang, Cikalongwetan, Rongga, Saguling, Parongpong, Batujajar, Cipatat dan Cipeundeuy.

Baru – baru ini Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau yang lebih populer Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengusulkan agar nama Kabupaten Bandung Barat (KBB) diubah, tanpa embel-embel kata “Bandung”.

Menurut KDM, nama tersebut membuat wilayah ini sulit membangun identitas mandiri.

“Ini memang kalimat ‘Bandung Barat’ jika dilihat dari kacamata branding, agak susah membrandingnya. Disebut Bandung Barat yang terbayang selalu Bandung,” ujar KDM saat berpidato dalam Rapat Paripurna Hari Jadi Kabupaten Bandung Barat ke-18 di hadapan 50 anggota DPRD, Kamis, 19 Juni 2025 lalu.

Baca Juga :  Tangisan Bayi Gemparkan warga Dusun Sidomakmur.

KDM menilai, nama Bandung Barat hanya menggambarkan arah mata angin dan terlalu bergantung pada asosiasi dengan Kota Bandung maupun Kabupaten Bandung. Padahal, wilayah ini memiliki kekayaan budaya dan sejarah tersendiri.

“Nama Bandung Barat sendiri memiliki dua kata yang menggabungkan nama tempat dan arah mata angin yang mana jika digabungkan hanya menunjukkan suatu wilayah Bandung yang berada di sebelah barat,” jelasnya

Menurut KDM arah mata angin bersifat relatif dan bisa berbeda tergantung dari mana seseorang melihat.

“Kata siapa Bandung Barat? Kata orang Bukanagara, Subang. Tapi bagi orang Cianjur bisa jadi Bandung Timur. Bagi orang Purwakarta, Bandung Selatan. Jadi sulit untuk mengidentifikasi wilayah,” kata KDM

KDM mengakui, penamaan awal Kabupaten Bandung Barat tidak mudah karena mempertimbangkan berbagai kepentingan wilayah.

“Hanya jika memakai nama Mandalawangi, orang Padalarang gak terima, kalau pakai nama Padalarang, orang Lembang gak terima. Akhirnya pakai nama Bandung Barat,” jelas KDM

Walaupun demikian KDM menyatakan siap membantu apabila ada keinginan untuk mengganti nama daerah tersebut agar memiliki wibawa dan daya tarik branding yang lebih kuat.

Baca Juga :  Dlduga Ada Praktik Pungli, Untuk Syarat Kerja di PT.SAE

“Biarlah kalau sudah begini namanya. Tapi kalau ada niat untuk membranding, merubah namanya, saya siap membantu agar ada wibawa atau kharismanya,” jelas KDM

Sebelum mengganti nama KDM mengingatkan pentingnya memahami karakteristik tiap wilayah di KBB. Ia menilai sebagian wilayah di KBB memiliki kultur yang mirip dengan Kota Bandung, sementara sebagian lainnya cenderung dekat dengan Cianjur dan Purwakarta.

“Sebagian wilayah memiliki kecenderungan kultur yang sama dengan sebagian Cianjur dan Purwakarta. Mereka suka dengan kultur (budaya Sunda) leluhur,” tutur KDM.

Menurut KDM, pendekatan ekologi dan budaya leluhur penting diterapkan dalam penataan wilayah agar kembali ke fungsi dan bentuk alaminya.

“Gunung kudu awian, lengkob kudu balongan, lebak kudu sawahan. Maksudnya, jika ingin membereskan wilayah Bandung Barat harus dikembalikan ke asalnya,” ujarnya.

“Pemahaman terhadap karakteristik inilah yang dapat menjadi kekuatan identitas untuk membangun citra wilayah baru yang mandiri dan khas” Kata Gubernur Jawa Barat tersebut. (Sumber Kompas & Wikipedia)