Petani Margo Mulyo Siapkan Lahan Percontohan Ketahanan Pangan Keluarga di Jumapolo

Karanganyar (Jawa Tengah) Lintasdesa.com – Kelompok Tani Margo Mulyo, Dusun Dlangin Kidul, Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo, Karanganyar, mulai mempersiapkan lahan percontohan untuk Program Ketahanan Pangan Keluarga.

Program ini menjadi tonggak awal gerakan kolektif desa dalam menghidupkan kembali budaya bercocok tanam dari rumah dan memperkuat kemandirian pangan keluarga berbasis lokalitas.

Program ini diawali dengan riset potensi desa yang dilaksanakan selama tiga hari oleh Bidang Litbang dan Inovasi Forum Membangun Desa (FORMADES), dipimpin langsung oleh Yoseph Heriyanto, Ketua Bidang Litbang dan Inovasi DPP FORMADES. Riset ini bertujuan menggali data riil yang berbicara langsung mengenai kebutuhan masyarakat serta potensi lokal yang bisa dikembangkan secara berkelanjutan.

“Riset ini penting agar program tidak lahir dari asumsi, melainkan dari kenyataan di lapangan. Kami ingin memastikan bahwa setiap intervensi yang dilakukan sesuai dengan aspirasi warga dan berdasarkan pada kekuatan desa itu sendiri,” ujar Yoseph Heriyanto.

Luas lahan yang disiapkan pada tahap pertama mencapai 2.000 meter persegi. Lahan ini akan menjadi area percontohan terpadu yang mencerminkan model pertanian keluarga berbasis pekarangan. Ke depan, program ini dirancang untuk terus berkembang ke tahap-tahap berikutnya dengan melibatkan lebih banyak warga dan memanfaatkan lahan pekarangan rumah masing-masing.

Baca Juga :  Batuud Koramil 0819/21 Purwosari Bentuk Karakter Agar Disiplin dan Loyalitas Kepada Siswa Baru.

Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Serikat Tani Bumi Intanpari (SERTA BUMI), FORMADES, Kelompok Tani Margo Mulyo, dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari. Mereka bersama-sama mengusung konsep pertanian terintegrasi yang menggabungkan unsur pertanian, peternakan, dan perikanan dalam skala rumah tangga.

Salah satu inovasi utama adalah pemanfaatan sumber daya lokal, seperti penggunaan kotoran kambing sebagai pupuk organik alami untuk menyuburkan tanah dan tanaman. Warga juga akan menanam sayur, tanaman obat keluarga (TOGA), dan membudidayakan ikan serta unggas dengan pendekatan ramah lingkungan.

“Kami ingin membuktikan bahwa pekarangan bukan sekadar ruang kosong, tetapi bisa menjadi sumber pangan, penghasilan, dan edukasi keluarga,” kata Sukardi anggota Kelompok Tani Margo Mulyo.

Tidak hanya fokus pada produksi, program ini juga mendorong pengembangan inovasi pascapanen. Kelompok wanita tani akan dilibatkan dalam pelatihan pengolahan hasil panen menjadi produk bernilai tambah seperti keripik sayur, jamu herbal, hingga sambal kemasan – semuanya memanfaatkan bahan baku lokal. Sekaligus akan melibatkan seluruh potensi yang ada untuk membangun jaringan pemasarannya.

Ketua SERTA BUMI, Sumarno. Ia juga menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari strategi besar membangun kemandirian desa.

Baca Juga :  Terjerat Kasus Beras Tak Sesuai Standar Mutu,Tiga orang Termasuk Direktur Utama PT FS di tetapkan menjadi Tersangka.

“Ketahanan pangan sejati dimulai dari rumah. Program ini adalah bentuk konkret bagaimana petani dan keluarga bisa berdiri di atas kekuatan mereka sendiri,” ujarnya.

Dengan semangat gotong royong dan dukungan penuh dari masyarakat, lahan percontohan ini akan mulai ditanami pada awal Juli 2025. Harapannya, program ini menjadi model pembelajaran yang bisa direplikasi di berbagai desa lain di Karanganyar dan sekitarnya.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *