PNTI Batubara Audiensi ke PT IAA, Soroti Ekologi dan Kemiskinan Nelayan Pesisir

Batu bara ( Sumatra Utara) Lintasdesa.com – Pertemuan ini dipimpin langsung oleh Ketua PNTI Batubara, Ir. Azwar Hamid, M.Sc, didampingi jajaran pengurus antara lain Elvianto, M. Yusup, Yuswanto, M. Idris, Azwar MS, dan Azmi Saini Batubara.

Rombongan PNTI diterima oleh Mery Silaen dari bidang Keuangan dan Humas PT IAA, bersama Afif Buadi Nasution dari bidang Program. Dalam pertemuan tersebut, PNTI menyampaikan kondisi darurat yang kini tengah dihadapi masyarakat nelayan di wilayah pesisir Kabupaten Batubara.

Produksi Nelayan Anjlok 60 PersenKetua PNTI, Azwar Hamid, memaparkan bahwa produksi hasil tangkap nelayan di Batubara mengalami penurunan drastis hingga 60 persen. Kondisi ini mendorong sebagian besar nelayan jatuh ke dalam jurang kemiskinan, baik secara ekonomi maupun keterampilan.

“Kehidupan nelayan kita hari ini sangat memprihatinkan. Terumbu karang hancur, hutan mangrove dari 17.000 hektar kini tinggal 4.500 hektar. Ini bukan hanya krisis ekologi, tapi juga krisis sosial yang melanda enam kecamatan pesisir di Batubara,” tegas Azwar.PNTI menjelaskan telah membangun 750 unit rumpon (rumah ikan) sebagai langkah konkret untuk mengatasi invasi kapal pukat trawl yang merusak ekosistem laut dan mengancam kehidupan nelayan tradisional.

Baca Juga :  Polres Situbondo Siapkan Rekayasa Arus Lalu Lintas Jelang Jalur Gumitir Ditutup Sementara

“Kapal-kapal trawl itu seperti monster di laut. Kita butuh perlindungan, dan salah satu bentuknya adalah membangun rumpon. Tapi ini tidak cukup tanpa pengawasan,” tambah Azwar.

Ia juga mengkritik lemahnya pengawasan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara, yang dinilai hanya menjalankan tugas administratif tanpa kontrol langsung terhadap aktivitas ilegal di wilayah laut Batubara.

Ancaman Banjir dan Punahnya Terumbu Karang Azwar juga mengingatkan bahwa Kabupaten Batubara sebagai dataran rendah sangat rentan terhadap ancaman banjir, terutama dengan semakin rusaknya ekosistem pesisir. Ia menyerukan pentingnya pembangunan ekologis secara berkelanjutan dan perlindungan terhadap sisa-sisa terumbu karang yang kini nyaris punah.

Respons Positif dari PT IAAMenanggapi keluhan dan masukan PNTI, Mery Silaen menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap langkah-langkah yang dilakukan PNTI dalam menyelamatkan ekosistem dan kehidupan nelayan.

Kami sangat menyambut baik audiensi ini. Isu nelayan tradisional adalah bagian penting dari tanggung jawab sosial kami. Semoga ke depan kita bisa bersinergi lebih baik,” ucap Mery yang mewakili PT IAA.Afif Buadi Nasution turut menyampaikan dukungan terhadap program-program yang disampaikan oleh PNTI dan membuka ruang kerja sama untuk pemberdayaan masyarakat pesisir.

Baca Juga :  Warga Selatan Bandung Barat Desak Pemerintah Tegakkan Keadilan

Isu Konflik Sesama Nelayan Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris PNTI, Elvianto, menambahkan bahwa konflik antar-nelayan juga menjadi masalah serius, terutama terkait perbedaan alat tangkap dan jenis kapal yang digunakan.“Ini bukan hanya soal lingkungan, tapi juga soal keadilan dan etika sesama nelayan.

Harus ada pendekatan dialogis agar konflik ini tidak semakin meluas,” pungkasnya.Audiensi ini diharapkan menjadi awal dari kolaborasi antara pihak industri dan organisasi nelayan untuk menciptakan laut yang lebih lestari serta kehidupan nelayan yang lebih sejahtera di Kabupaten Batubara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *