Sineas Klaten Didorong Ciptakan Film “Berkualitas dan Komersil”

Doni Setiawan, Direktur Film, Animasi, dan Video Kemenparekraf, dan Sineas Kondang Konsisten Mengangkat Kearifan Lokal

KLATEN — LINTASDESA.COM – Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten bersama Direktorat Film, Animasi, dan Video Kemenparekraf menggelar talkshow dan screening film untuk sineas lokal. Acara ini menjadi momentum strategis untuk mendorong industri ekonomi kreatif di Klaten, khususnya perfilman, agar tidak hanya idealis namun juga mampu menembus pasar komersial. Kamis (11/12/2025)

Acara tersebut dihadiri oleh Doni Setiawan, Direktur Film, Animasi, dan Video Kemenparekraf, dan sineas kondang yang konsisten mengangkat kearifan lokal, Bayu Skak.

Kemenparekraf: Film Komersil adalah “Mesin Pertumbuhan Baru”

Dalam sambutannya, Doni Setiawan dari Kemenparekraf menekankan bahwa potensi sineas daerah harus dikembangkan karena Ekonomi Kreatif adalah “mesin baru pertumbuhan” yang dimulai dari daerah.

“Kami hadir untuk mendorong sineas muda menghasilkan film yang berkualitas dan komersil,” ujar Doni. “Tantangan utamanya adalah bagaimana film-film ini bisa sampai ke pasar dan sampai ke penonton dari sisi komersilnya, karena film yang komersil akan menggerakkan perekonomian daerah dan nasional.”

Klaten sendiri dipilih karena komunitas filmnya, khususnya film dokumenter, dinilai memiliki kualitas luar biasa. Kemenparekraf berkomitmen memberikan pelatihan sisi komersial dan memfasilitasi Intellectual Property (IP) lokal ke pasar internasional.

Baca Juga :  Grand Opening Dealer Yadea 045 Malang Buka Potongan Harga Motor Listrik 7 Juta.

Pemda Klaten Soroti Tantangan Idealism vs. Pasar

Bupati Klaten, Hamenang Fajar Ismoyo, S.I.Kom. menyambut baik kolaborasi ini, menyebutnya sebagai momentum luar biasa untuk pengembangan sineas lokal. Hamenang mengakui bahwa tantangan utama sineas berbakat di Klaten adalah ketika karya berkualitas mereka tidak laku di pasaran.

“Tujuan berkarya adalah membuat karya yang berkualitas, di mana idealisme dapat tapi juga bisa masuk pasar,” tegas “Hamenang”.

Pemda menyatakan dukungan penuh bagi sineas lokal dan mengumumkan rencana kerja sama film “Ajari Aku Islam 2” yang sekuelnya akan dibuat di Klaten tahun depan, diharapkan dapat melibatkan dan menjadi sarana belajar bagi sineas lokal secara langsung di lapangan.

Kearifan Lokal Bukan Batasan Komersial

Bayu Skak, yang dipuji sebagai contoh sukses karena mampu menggabungkan idealisme, mengangkat budaya lokal, dan sukses secara komersial, menjadi sorotan utama.

Doni Setiawan menggunakan Bayu Skak sebagai studi kasus, menyoroti konsistensi sang sineas dalam mengangkat kearifan lokal menggunakan bahasa daerah (Yowis Ben). Film-film berbahasa daerah terbukti diminati, seperti film Sowan Limo yang mencapai lebih dari 1 juta penonton.

Baca Juga :  Wakil Bupati Jombang Pastikan Upah Jahit Seragam Gratis Sesuai

“Pengalaman menonton film asing dengan subtitle membuktikan bahwa bahasa bukan batasan komersil,” jelas Doni. “Kearifan lokal dapat diangkat secara komersil di layar bioskop.”

Potensi Budaya dan Pariwisata Klaten

Pemda Klaten juga menyoroti potensi besar daerah tersebut:

  • Toleransi: Klaten disebut sebagai kota toleransi pertama di Indonesia, dibuktikan dengan Candi Plaosan, yang memiliki kisah cinta Rakai Pikatan dan Diah Pramudawardhani, yang sangat menarik untuk difilmkan.
  • Pariwisata: Klaten memiliki jumlah wisatawan terbanyak se-Jawa Tengah (sekitar 6,8 juta), menunjukkan potensi besar sebagai latar belakang dan target pasar.

Pemda berharap kolaborasi dengan sineas nasional seperti Bayu Skak dapat meningkatkan level sineas Klaten agar nantinya bisa mandiri menghasilkan film yang diminati pasar, sekaligus mendorong pertumbuhan industri kreatif di Kabupaten Klaten.
(Dwi)