UGM Perkenalkan Varietas Padi “GAMAGORA” di Desa Sekaran

LINTASDESA.COM, KLATEN — Inovasi pertanian kembali menyapa desa. Tim Universitas Gadjah Mada (UGM) memperkenalkan varietas padi unggulan Gamagora 7 kepada para petani di Desa Sekaran, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten. Kegiatan ini berlangsung dalam acara “Rembug Sesarengan: Ngolah Ilmu, Nandur Harapan – Inovasi UGM untuk Ketahanan Pangan Indonesia” yang digelar di Joglo Pandowo pada Rabu (29/10).
Dilansir dari laman resmi ugm.ac.id, kegiatan tersebut merupakan bagian dari kampanye sains dan teknologi bertajuk “Riset Kuat, Pangan Hebat” yang diselenggarakan oleh Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, Kemdiktisaintek, melalui Program Kampanye Tematik Sains dan Teknologi (Resona Saintek).
Dalam publikasi UGM tersebut dijelaskan bahwa Gamagora 7 memiliki beberapa keunggulan, di antaranya masa panen yang lebih singkat — sekitar 95 hari di musim hujan dan 85 hari di musim kemarau — serta potensi hasil tinggi yang bisa mencapai 9,7 ton per hektare pada lahan berlempung. Selain itu, varietas ini tahan terhadap kondisi iklim yang tidak menentu dan memiliki tekstur beras yang pulen serta rasa gurih alami.
Yang menarik, berdasarkan keterangan tim peneliti UGM, kandungan gizi Gamagora 7 cukup tinggi, terutama zat besi (Fe) dan seng (Zn), sehingga berpotensi membantu mengatasi masalah stunting di pedesaan.
Masih menurut laporan ugm.ac.id, kegiatan ini mendapat sambutan positif dari pemerintah daerah dan masyarakat. Staf Ahli Bupati Klaten, Joko Istanto, menyebut bahwa kehadiran UGM menjadi bentuk nyata sinergi perguruan tinggi dengan masyarakat desa dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Kepala Desa Sekaran, Heri Tri Marjono, menyampaikan apresiasi dan harapan agar Gamagora 7 dapat menjadi ikon pertanian Sekaran, sebagaimana varietas Rojolele yang telah melegenda di wilayah Delanggu.
Masih dikutip dari laman UGM, para petani yang hadir tampak antusias mengikuti sesi tanya jawab seputar cara mendapatkan benih dan menyesuaikan dengan kondisi lahan mereka. Banyak yang berharap agar program ini berlanjut hingga tahap pendampingan dan perluasan tanam di desa-desa lain.
Di sisi lain, UGM menilai bahwa tantangan pertanian ke depan bukan hanya soal produksi, melainkan juga adaptasi terhadap perubahan iklim dan regenerasi petani muda di desa. Melalui riset dan inovasi seperti Gamagora 7, universitas berharap dapat memberikan solusi nyata sekaligus menumbuhkan optimisme baru di kalangan petani.
Sumber: Universitas Gadjah Mada (UGM), “UGM Promosikan Varietas Padi Gamagora di Desa Sekaran Klaten”, 30 Oktober 2025. ugm.ac.id

 
                       
                      