FORMADES Desak Pemkab Bandung Barat Hentikan Seluruh Operasi MBG Pasca-Gelombang Keracunan di Cipongkor dan Cihampelas

PETAKA…!!! MBG DI CIPONGKOR.

BANDUNG BARAT, 24 September 2025 —lintasdesa.com Rentetan kasus keracunan yang diduga berasal dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mengguncang Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Pasca insiden pertama pada 21 September yang menimpa lebih dari 350 siswa dari berbagai jenjang sekolah, termasuk SD, SMP, hingga SMU/SMK PBB, kasus serupa kembali terjadi hari ini, Rabu (24/9), menimpa siswa dari SMP Pasirsaji dan SMP Pasirpanjang di wilayah yang samadengan umlah Korban yang lebih banyak dari sebelumnya

Dan bersamaan dengan kejadian di Kecamatan Cipongkor hari ini Tanggal 24/9 juga terjadi di Kecamaan Cihampelas, yang terjadi keracunan terhadap Siswa-Siswi SMK 1 Cihampelas, yang berdekatan dengan Kantor Desa Mekarmukti,

Menanggapi musibah beruntun ini, Sekretaris Jenderal Forum Membangun Desa (FORMADES), Agus Dadang Hermawan, S.E., menyatakan keprihatinan mendalam. Ia mendesak pihak terkait dan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, khususnya Bupati Jeje Ritchi Ismail, untuk mengambil tindakan tegas dan tidak hanya menghentikan operasional satu dapur saja, melainkan seluruh MBG yang beroperasi.

INILAH PROYEK MBG

DARIMANAKAH SEHATNYA

“Ini bukan lagi soal satu atau dua kasus, tapi sudah menjadi gelombang keracunan yang sangat besar. Dalam tiga hari terakhir, kasus ini terus mengguncang Kecamatan Cipongkor. Kami meminta Bupati tidak hanya menetapkan status Kejadian Luar Biasa, tetapi segera menghentikan seluruh kegiatan MBG di Kabupaten Bandung Barat untuk dievaluasi secara menyeluruh,” tegas Agus.

Agus juga menghimbau kepada seluruh pihak sekolah untuk berani mengambil sikap tegas menolak program MBG sebelum adanya jaminan evaluasi yang komprehensif. Ia menambahkan, gagasan Gubernur Jawa Barat agar MBG dikelola langsung oleh orang tua siswa adalah solusi yang paling efektif.

“Kami sangat mendukung ide agar MBG bisa dikelola langsung oleh orang tua atau kantin sekolah masing-masing. Dengan begitu, kualitas dan kebersihan makanan akan lebih terjamin karena tidak dimasak untuk ribuan orang, dan juga tidak akan ada lagi ‘proyek’ di dalamnya,” papar Agus.

Sebagai penutup, Agus Dadang Hermawan juga meminta pertanggungjawaban penuh dari penanggung jawab MBG agar segera turun tangan. “Kami mendoakan semoga anak-anak kita, para siswa dan siswi yang menjadi korban, bisa segera pulih dan sehat kembali,” tutupnya.