Bu Sri Dengarlah Suara Pilu Seorang Guru Honor Dari Pelosok Tubaba, Lampung.

LINTASDESA| Tulang Bawang Barat – “Alhamdulillah, Saya jadi guru sejak tahun 1990 dan selamanya jadi guru honor di sekolah swasta, pernah dapat honor Rp150.000 perbulan sampai sekarang sudah sertifikasi. Sudah ribuan murid yang pernah saya ajar dan sudah banyak yg jadi pejabat , guru, anggota TNI dan POLRI , Pengusaha dan lain lain. Kalau pun sekarang Bu Sri Mulyani Menteri Keuangan mengatakan guru sebagai beban negara , ucapan itu membuat semua para guru merasa gagal mendidik akhlak murid yang kini jadi Menteri.” tulis Hadiono seorang guru honor abadi dari daerah terpencil di Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung di sebuah WhatsApp Group.
Hadiono bisa jadi salah seorang guru yang mewakili ribuan suara hati guru di Indonesia yang merasa kecewa dan marah dengan ucapan Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati.
Tanggapan guru terhadap pernyataan Menteri Keuangan yang menyebut guru sebagai “beban negara” dapat bervariasi, namun beberapa kemungkinan tanggapan adalah:
- Guru mungkin akan mengkritik pernyataan Menteri Keuangan, karena mereka merasa bahwa peran mereka dalam mencerdaskan generasi bangsa tidak dihargai.
- Guru mungkin akan merasa kecewa dan tidak dihargai, karena mereka telah berjuang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
- Guru mungkin akan menolak pernyataan Menteri Keuangan, karena mereka merasa bahwa pendidikan adalah investasi bagi masa depan bangsa, bukan beban.
- Guru mungkin akan meminta klarifikasi dari Menteri Keuangan tentang pernyataan tersebut, untuk memahami konteks dan alasan di balik pernyataan tersebut.
- Guru mungkin akan melakukan advokasi untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dan peran guru dalam masyarakat, serta meminta pemerintah untuk meningkatkan dukungan dan penghargaan terhadap guru.
Pernyataan Menteri Keuangan yang menyebut guru sebagai “beban negara” dapat memicu perdebatan dan diskusi tentang peran dan penghargaan terhadap guru di Indonesia.
Klarifikasi Kementerian Keuangan
Sementara itu Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan potongan video yang menunjukkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, guru adalah beban negara merupakan berita palsu atau hoaks.
“Video mengenai guru itu beban negara, itu hoaks. Ibu Menteri Keuangan tidak pernah menyatakan hal tersebut,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Deni Surjantoro kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (19/08/2025)
Deni menyebut, video tersebut merupakan hasil deepfake dan potongan tidak utuh dari pidato Menkeu dalam Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 7 Agustus lalu.
Dia berharap, masyarakat dapat menyikapi dengan lebih bijak informasi yang diterima dari media sosial. “Marilah kita bijak dalam bermedia sosial,” ujar Deni.
Sebagai informasi, pernyataan Sri Mulyani dalam forum yang membahas pos belanja untuk guru dan dosen.
“Klaster kedua adalah untuk guru dan dosen. Itu belanjanya dari mulai gaji sampai dengan tunjangan kinerja tadi. Banyak di media sosial saya selalu mengatakan, ‘Oh, menjadi dosen atau menjadi guru tidak dihargai karena gajinya nggak besar.’ Ini juga salah satu tantangan bagi keuangan negara. Apakah semuanya harus keuangan negara ataukah ada partisipasi dari masyarakat.” kata Sri dalam Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di Institut Teknologi Bandung. (Bayu*)