MENGENAL MASA GENERASI DARI SILENT SAMPAI BETA

Editor : Junaidi Farhan
LINTASDESA | Artikel – Pembagian generasi berdasarkan tahun kelahiran menjadi topik yang menarik perhatian, terutama di tengah perbincangan hangat di media sosial. Seiring bergulirnya waktu dan perubahan zaman yang begitu cepat, muncullah istilah-istilah populer seperti Silent Generation, Baby Boomers, Generasi X, Y (milenial), Z, Alpha hingga yang akan datang Beta Generation
Setiap generasi lahir dalam era dan konteks sosial-budaya yang berbeda. Perbedaan waktu kelahiran inilah yang secara tidak langsung membentuk cara pandang, kebiasaan, serta karakter dari kelompok generasi tersebut. Perkembangan teknologi, perubahan gaya hidup, hingga transformasi sosial dan ekonomi global menjadi faktor-faktor yang mempercepat lahirnya kelompok generasi baru.
Secara umum istilah masa generasi dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut;
- Generasi Silent atau The (1928-1945): Lahir selama Perang Dunia II dan masa depresi ekonomi.
- Generasi Baby Boomer (1946-1964): Lahir pasca-Perang Dunia II, masa pertumbuhan ekonomi dan populasi.
- Generasi X (1965-1980): Lahir selama masa perubahan sosial dan teknologi.
- Generasi Y (1981-1996): Lahir selama masa teknologi digital dan internet.
- Generasi Z (1997-2012): Lahir selama masa teknologi mobile dan media sosial.
- Generasi Alpha (2013-2025): Lahir selama masa teknologi canggih dan integrasi AI.
- Generasi Beta (2026-2039: Generasi yang belum lahir.
Setiap generasi memiliki karakteristik dan pengalaman unik yang membentuk perilaku dan pandangan mereka. Kita cari tahu lebih lanjut tentang karakteristik masing-masing generasi?
GENERASI SILENT atau THE BUILDERS (Lahir 1928 – 1945)

Generasi ini ada dua pandangan dalam penyebutan generasinya yaitu Generasi The Builders dan Generasi Silent.
Kelompok masyarakat yang tergolong dalam Silent Generation, atau yang dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai Generasi Sunyi, mencakup mereka yang lahir sebelum tahun 1945. Generasi ini tumbuh di tengah pergolakan global yang sangat berpengaruh terhadap arah sejarah dunia, terutama Perang Dunia II. Istilah “Silent Generation” sendiri pertama kali dikenalkan secara luas oleh Majalah Time pada tahun 1951, menggambarkan karakteristik unik generasi ini yang dikenal lebih tenang dan cenderung tidak vokal di ruang publik.
Salah satu ciri dominan dari generasi ini adalah dorongan kuat terhadap stabilitas hidup. Sebagai saksi langsung masa-masa sulit seperti krisis ekonomi global dan perang besar, mereka memiliki ketangguhan mental yang terbentuk dari pengalaman hidup penuh tantangan. Kebutuhan akan rasa aman, baik secara finansial maupun sosial, menjadi tujuan utama dalam menjalani kehidupan.
Generasi ini juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional, termasuk sikap menghormati otoritas. Dalam kehidupan sosial, mereka terbiasa mengikuti aturan dan norma yang berlaku tanpa banyak pertanyaan atau penolakan. Kepatuhan terhadap pemimpin, institusi, dan nilai-nilai budaya menjadikan mereka sebagai generasi yang loyal, disiplin, dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan peran mereka di masyarakat.
Loyalitas terhadap tempat kerja merupakan sifat lain yang menonjol dari Silent Generation. Tidak jarang mereka bekerja di satu institusi atau perusahaan hingga pensiun. Keuletan, kesetiaan, dan rasa tanggung jawab yang tinggi dalam bekerja menjadi warisan etos kerja yang hingga kini masih dikenang.
Selain disebut Generasi Silent ada juga yang menyebut The Builders Generation atau generasi Builders, karena mereka yang dianggap banyak membangun aspek penting dalam masyarakat kita, seperti pemukiman, institusi, dan infrastruktur. Mereka dikenal dengan generasi yang tangguh karena melalui masa-masa sulit seperti depresi dan Perang Dunia II.
Generasi The Builders dikenal dengan generasi senior. Mereka sangat menjunjung nilai-nilai dan komitmen yang mendasari masyarakat.
Selain itu, The Builders juga generasi yang sangat pengertian dan adaptif, serta menghargai generasi muda yang tumbuh di dunia yang sangat berbeda dari zaman mereka.
GENERASI BABY BOOMER (Lahir 1946 – 1964)

Label generasi Baby Boomer berasal dari ledakan kelahiran yang terjadi setelah Perang Dunia II, dengan tingkat kesuburan 3,5 bayi per wanita.
Peningkatan populasi ini juga menyebabkan pertumbuhan pesat dalam ekonomi, perumahan, konstruksi, dan infrastruktur untuk mengakomodasi populasi yang hampir dua kali lipat dalam tahun-tahun awal mereka.
Baby Boomers membawa perubahan besar dalam budaya, sosial, dan ekonomi, dan terus memberikan dampak dalam masyarakat hingga hari ini.
Sebagai generasi dengan kekayaan tinggi, mereka sering digambarkan sebagai ‘bank ibu dan ayah’ karena membantu membangun ekonomi dan memberikan dukungan kepada generasi berikutnya.
Karena Generasi Baby Boomer muncul di tengah lonjakan angka kelahiran yang signifikan, sebuah fenomena demografis yang terjadi setelah berakhirnya Perang Dunia II. Nama “Baby Boomer” sendiri menggambarkan ledakan kelahiran (baby boom) yang terjadi selama masa pemulihan dan pembangunan kembali dunia.
Generasi ini dikenal memiliki semangat besar untuk melakukan perubahan sosial. Mereka memainkan peran penting dalam gerakan hak sipil, perjuangan feminisme, dan berbagai upaya pembaruan di bidang politik, hukum, dan pendidikan. Karakter mereka ditandai oleh antusiasme terhadap progresivitas, idealisme, dan keterlibatan aktif dalam membentuk masyarakat yang lebih setara.
Tidak hanya aktif secara sosial, Baby Boomers juga menandai transisi menuju masyarakat yang lebih individualistis. Mereka mulai menempatkan pemenuhan kebutuhan pribadi sebagai bagian penting dalam perjalanan hidup. Prioritas terhadap kepuasan diri, pencapaian personal, serta kualitas hidup menjadi elemen yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya.
Selain itu, Generasi Baby Boomer merupakan kelompok pertama yang memiliki akses luas terhadap perkembangan teknologi modern, seperti televisi, telepon, dan kendaraan pribadi. Perubahan ini memberikan mereka peran strategis dalam mendukung dan merespons revolusi industri serta inovasi teknologi yang mulai merambah ke berbagai lini kehidupan.
GENERASI X (Lahir 1965 – 1980)

Generasi X mencakup mereka yang lahir pada tahun 1965 sampai 1980. Label “X” berasal dari Douglas Coupland, mencerminkan slogan anti-kemapanan dan sikap menentang otoritas generasi ini.
Generasi X terkenal dididik oleh orang tua yang disiplin, generasi X pun pada umumnya memiliki karakteristik yang mandiri, disiplin, pekerja keras, logis, dan juga mengutamakan karir.
Selain itu, Gen X juga dikenal mandiri dan tangguh, mereka telah mengalami kecemasan dan krisis ekonomi pada akhir 80-an hingga 90-an. Walaupun demikian, saat ini Gen X telah mapan secara ekonomi, dengan kekayaan bersih yang meningkat sejak awal tahun sembilan puluhan.
Generasi X merupakan kelompok yang lahir ketika dunia mengalami transformasi besar dalam bidang ekonomi, teknologi, dan struktur sosial. Nama “Generasi X” berasal dari fotografer Robert Capa yang menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan ketidakjelasan arah dan karakter kaum muda pascaperang.
Salah satu atribut paling mencolok dari generasi ini adalah semangat kemandirian yang kuat. Banyak anak dari Generasi X tumbuh dengan kondisi di mana kedua orang tua bekerja atau mengalami perceraian, sehingga mereka terbiasa mengurus diri sendiri sejak dini. Hal ini mengembangkan karakter mandiri, tangguh, dan terbiasa membuat keputusan secara independen.
Generasi ini juga dikenal memiliki sikap kritis terhadap otoritas dan struktur tradisional. Mereka cenderung mempertanyakan norma-norma sosial dan mencari pendekatan yang lebih fleksibel terhadap kehidupan. Karakter ini turut menciptakan generasi yang berani berekspresi dan tidak takut mengambil jalan berbeda dari yang dianggap “normal”.
Di bidang teknologi, Generasi X menjadi saksi lahirnya komputer pribadi, video game, dan internet awal. Mereka merupakan penghubung antara dunia analog dan digital. Dengan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan teknologi, mereka sering dijuluki sebagai “jembatan digital” yang menghubungkan generasi sebelumnya dengan generasi masa kini.
GENERASI Y (Lahir 1981 – 1996)

Generasi Y, atau yang dikenal sebagai Milenial, lahir antara tahun 1981 sampai 1996
Mereka dikenal karena keterampilan teknologi dan adaptasi cepat terhadap inovasi digital. Banyak di antara mereka yang berpendidikan tinggi dan sering berpindah pekerjaan mencari peluang lebih baik.
Mereka peduli terhadap isu sosial, aktif dalam politik, dan mendukung perubahan progresif. Karena terkenal begitu ekspresif, percaya diri dan ‘open minded’, mereka sangat berbeda jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang dikenal tegas dan kaku.
Generasi ini juga cenderung menunda pernikahan dan memiliki anak, serta menghargai fleksibilitas dalam pekerjaan dan mobilitas geografis.
Sebagai Generasi Milenial, Mereka merupakan generasi yang dibesarkan dalam lingkungan yang dipengaruhi oleh globalisasi, kemajuan teknologi informasi, dan ekonomi digital. Istilah “Millennials” pertama kali diperkenalkan oleh Neil Howe dan William Strauss dalam karya mereka yang berjudul Generations: The History of America’s Future.
Milenial tumbuh di tengah pergeseran sosial dan ekonomi global yang signifikan. Semangat kewirausahaan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas generasi ini. Akibat krisis ekonomi global pada tahun 2008, banyak milenial beralih ke jalur usaha mandiri untuk mencari stabilitas finansial. Mereka menciptakan peluang bisnis inovatif dan membentuk pola kerja yang fleksibel.
Pendidikan tinggi menjadi prioritas utama bagi generasi ini. Akses terhadap informasi yang luas membuat mereka lebih terbuka terhadap pemikiran kritis, inovatif, serta lebih sadar akan nilai-nilai sosial. Tidak heran bila banyak dari mereka tertarik pada profesi yang sejalan dengan passion dan kontribusi sosial.
Generasi Milenial juga dikenal mengutamakan fleksibilitas dalam bekerja. Mereka mencari keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi, serta lebih terbuka pada konsep kerja jarak jauh atau menjadi freelancer. Kebutuhan untuk menciptakan work-life balance mencerminkan nilai-nilai baru yang mereka anut tentang makna hidup yang lebih menyeluruh.
GENERASI Z (Lahir 1997 – 2012)

Generasi Z adalah generasi yang sangat merasakan manfaat kemajuan teknologi dan internet yang pesat. Ini memberi mereka akses lebih mudah dan stabilitas finansial keluarga.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa generasi ini tumbuh menjadi individu yang lebih cerdas, sukses, dan sehat.
Menariknya, karena mereka merasakan krisis COVID-19, generasi ini memahami bahwa situasi ekonomi bisa bergejolak, yang juga berarti bahwa mereka lebih kuat.
Mereka mengutamakan pendidikan dan menyadari pentingnya dalam perkembangan mereka. Generasi ini menyadari bahwa dalam dunia yang kompetitif, mereka harus meningkatkan keterampilan dan terus mengembangkan diri, tidak hanya mengandalkan satu pekerjaan sepanjang hidup untuk kestabilan.
Generasi Z, atau yang sering disebut sebagai Gen Z, merupakan generasi yang tidak pernah mengenal dunia tanpa internet, media sosial, dan perangkat digital. Karena itu, mereka dikenal sebagai generasi digital native yang mahir dalam memanfaatkan teknologi sejak usia dini.
Gen Z tumbuh di tengah era globalisasi yang sangat dinamis. Mereka terbiasa dengan arus informasi yang cepat, budaya multitasking, dan lingkungan yang sangat terhubung. Smartphone, laptop, dan media sosial bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga platform untuk belajar, bekerja, dan mengekspresikan diri.
Kesadaran sosial adalah salah satu ciri paling mencolok dari Gen Z. Mereka memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, dan hak-hak minoritas. Tidak sedikit dari mereka yang aktif dalam kampanye sosial melalui platform digital. Keberpihakan terhadap keadilan sosial dan inklusivitas menjadi nilai dasar yang mewarnai pandangan hidup mereka.
Gen Z juga tercatat sebagai generasi paling beragam dari segi latar belakang budaya dan etnis. Keterbukaan terhadap perbedaan serta kemampuan untuk beradaptasi dalam lingkungan multikultural menjadi kekuatan utama mereka dalam menghadapi tantangan masa depan.
GENERASI ALPHA (Lahir 2013 – 2025)

Generasi Alpha dikenal juga dengan “anak-anak milenium”.
Karena masih anak-anak, karakteristik umum Generasi Alpha masih belum terlalu jelas. Para peneliti, seperti Mark McCrindle, memprediksi bahwa mereka akan menjadi kelompok yang sangat besar dengan identitas dan hak mereka sendiri.
Seperti Generasi Z, mereka juga memiliki kemampuan teknologi yang luar biasa dan lebih terampil secara digital daripada generasi sebelumnya.
Namun, hal ini juga harus menjadi perhatian bagi orang tua untuk mendidik anak yang mahir teknologi tetapi juga tetap memegang nilai-nilai kekeluargaan.
Mereka merupakan generasi pertama yang sepenuhnya tumbuh dalam era dominasi kecerdasan buatan, otomatisasi, dan ekosistem digital canggih. Sejak usia sangat dini, mereka sudah terbiasa dengan berbagai perangkat digital yang intuitif dan interaktif.
Generasi ini diprediksi akan memiliki kemampuan adaptasi teknologi yang sangat tinggi. Mereka mengenal kecerdasan buatan bukan sekadar alat bantu, tetapi bagian dari keseharian hidup, mulai dari belajar, bermain, hingga berinteraksi. Kecakapan digital bukan lagi keterampilan tambahan, melainkan kebutuhan dasar yang dikuasai sejak kecil.
Sifat individualistis juga mulai terlihat pada generasi ini. Anak-anak dari Generasi Alpha cenderung lebih ekspresif, terbuka terhadap eksperimen, dan mandiri dalam menentukan pilihan pendidikan serta minat hidupnya. Di sisi lain, mereka juga tumbuh dalam lingkungan keluarga yang lebih mendukung keberagaman dan inklusivitas.
Sebagai pelopor masa depan, Generasi Alpha berpotensi membawa perubahan mendalam pada cara kita bekerja, berinteraksi, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Mereka lahir untuk menciptakan dunia yang semakin terkoneksi, dinamis, dan berorientasi pada teknologi serta nilai-nilai kemanusiaan.
GENERASI BETA (Lahir 2026 – 2039)

Generasi Beta meskipun belum lahir, McCrindle memprediksi beberapa hal tentang mereka. Mereka didefinisikan sebagai mereka yang lahir antara 2026 sampai 2039.
Generasi Beta adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan generasi setelah Generasi Alpha, yaitu mereka yang lahir setelah tahun 2025. Namun, perlu dicatat bahwa istilah Generasi Beta belum secara luas digunakan atau didefinisikan secara resmi seperti generasi-generasi sebelumnya.
Beberapa peneliti dan ahli telah mulai menggunakan istilah Generasi Beta untuk menggambarkan generasi yang tumbuh dengan teknologi yang semakin canggih dan integrasi AI yang lebih luas dalam kehidupan sehari-hari. Namun, masih perlu waktu untuk melihat apakah istilah ini akan digunakan secara luas dan didefinisikan secara resmi.
Generasi Beta diharapkan akan lebih suka teknologi, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, menghargai perbedaan, dan siap menerima perubahan. Harapan tersebut didasarkan dengan apa yang terjadi saat ini dan penting untuk dimiliki di masa depan.
Tapi, tentu saja, akan ada hal-hal yang muncul yang tidak bisa kita prediksi. Kita akan memperhatikan perkembangan teknologi dan peristiwa sosial yang akan membentuk mereka saat mereka tumbuh dan mempengaruhi mereka di masa depan. (banyak sumber)