Mempercantik Patung Lebih Prioritas Dibanding Pengentasan Kemiskinan dan Jalan Berlubang di Tubaba

Gbr. Antara patung, rumah warga miskin dan kondisi jalan di Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Panaragan Tubaba, lintasdesa.com – Masalah kemiskinan di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) masih harus menjadi perhatian serius. Beberapa kecamatan masih memiliki angka kemiskinan ekstrem yang cukup tinggi, dan penanganan kemiskinan menghadapi tantangan, terutama terkait dengan alokasi anggaran yang belum sepenuhnya berpihak pada masyarakat miskin.

Persentase penduduk miskin di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) pada tahun 2024 adalah 7,25%. Angka ini memang sedikit menunjukkan penurunan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2023 persentase penduduk miskin adalah 7,88%. Dengan adanya angka penurunan tersebut mungkin sudah dianggap berhasil sehingga Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat lebih memprioritaskan Proyek Pembangunan Plaza Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tahap 2 dibawah Patung Suhunan Riah dengan kontrak Rp. 1,3 miliar yang sedang dikerjakan CV. Zavira sebagai rekanan.

Sebagai informasi pembangunan patung Suhunan Riah tetapi lebih dikenal masyarakat Tubaba sebagai patung Putri Menari itu, yang sempat menjadi pro kontra diawal pembangunannya pada tahun 2022 dengan biaya yang cukup pantastis Rp. 1,2 miliar. Kemudian pada tahun 2024 Pemkab Tubaba kembali mengucurkan APBD sebesar Rp. 300 juta untuk pembangunan Proyek Pembangunan Plaza Ruang Terbuka Hijau Tahap 1 dibawah patung tersebut yang terletak di Simpang Tiga Tiyuh Gedung Ratu Kecamatan Tulang Bawang Udik dan belum genap setahun sudah dibongkar kembali karena ada pembangunan Tahap kedua ini.

Baca Juga :  Hak Masyarakat Mengawal Pengelolaan Dana Desa

Sementara itu dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) Tulang Bawang Barat tahun 2022 diketahui kondisi panjang jalan rusak mencapai 626,53 km, sedangkan jalan rusak berat mencapai 19,72 km di Kabupaten tersebut. Anehnya Pemerintah setempat lebih memilih mempercantik pembangunan patung ketimbang memprioritaskan perbaikan jalan yang masih banyak berlubang dan digenangi air ketika musim hujan.

Supri salah seorang pedagang keliling merasa aneh dengan kepemimpinan Bupati Nopriwan Jaya dan Nadirsyah yang lebih memilih membangun taman disekitar patung Putri Menari daripada memikirkan nasib masyarakat yang masih banyak hidup dibawah garis kemiskinan dan kondisi jalan juga masih banyak yang rusak terutama diwilayah enam kecamatan yaitu Gunung Terang, Pagar Dewa, Lambu Kibang, Gunung Agung, Batu Putih, dan Way Kenanga.

“Mbuh, ya kok malah buat taman di patung, kok ya gak untuk membaguskan jalan yang banyak lubang ya”. kata Supri dengan gaya bahasa ndesonya.

(**admin_lampung)