Kelompok Tani Margo Mulyo Dorong Ketahanan Pangan Lewat Kebun Percontohan dan Pelatihan Pupuk Organik

Karanganyar, Lintasdesa.com — Suasana kebun di Dusun Dlangin Kidul, Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo, tampak berbeda pada Senin pagi (30/6). Puluhan petani berkumpul di lahan yang nantinya dijadikan kebun percontohan ketahanan pangan keluarga.
Mereka antusias mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organik, bagian dari upaya menumbuhkan kemandirian petani menghadapi krisis pupuk kimia yang semakin mahal dan sulit diakses.
Kegiatan ini sekaligus menjadi puncak rangkaian program Ketahanan Pangan Keluarga yang diinisiasi oleh Forum Membangun Desa (FORMADES) bekerja sama dengan Serikat Tani Bumi Intanpari (SERTA BUMI) selama tiga hari penuh, sejak 27 hingga 30 Juni.
Sejumlah tokoh hadir memberi dukungan, di antaranya Ketua SERTA BUMI, Sumarno; Kepala Desa Lemahbang, Sulamto; BPP Kecamatan Jumapolo, Arif Priyanto; serta Ketua Litbang dan Inovasi DPP FORMADES, Yoseph Heriyanto.

Sumarno menegaskan pentingnya petani memproduksi pupuk organik sendiri untuk menekan biaya produksi sekaligus menjaga kesuburan tanah.
“Kita tidak boleh terus bergantung pada pupuk kimia yang harganya melonjak dan distribusinya tidak pasti. Dengan pupuk organik, petani punya kemandirian,” ujar Sumarno.
Kepala Desa Lemahbang, Sulamto, mengapresiasi semangat para petani dan pendamping.
“Program ini sejalan dengan cita-cita pemerintah desa dalam memperkuat ketahanan pangan keluarga. Kami siap memfasilitasi kalau nanti akan diperluas,” katanya.

Arif, BPP Kecamatan Jumapolo, menambahkan bahwa teknologi pupuk organik terbukti lebih ramah lingkungan dan mendukung produktivitas jangka panjang.
“Kami akan terus mendampingi para petani agar mereka mampu memproduksi pupuk organik dengan standar yang baik dan hasilnya konsisten,” jelasnya.
Ketua Kelompok Tani Margo Mulyo, Kirdi, menyampaikan rasa bangganya bisa menjadi pelopor kebun percontohan di wilayahnya.
“Kami senang bisa memulai bersama-sama. Semoga anggota kelompok dan masyarakat bisa meniru model ini di pekarangan rumah masing-masing,” tutur Kirdi.

Yoseph Heriyanto, mewakili FORMADES, menegaskan bahwa pendampingan ini adalah bagian dari strategi membangun kedaulatan pangan berbasis keluarga.
“Kebun percontohan ini menjadi laboratorium belajar, bukan hanya menanam, tetapi juga membangun kesadaran pangan sehat,” kata Yoseph.
Puncak kegiatan ditandai dengan penanaman perdana di kebun percontohan, yang ke depannya akan menjadi pusat edukasi produksi pangan sehat sekaligus sumber pangan langsung bagi keluarga petani.
Dengan semangat gotong royong, kelompok tani, pemerintah desa, dan organisasi pendamping berharap kolaborasi ini mampu menjadi inspirasi desa-desa lain dalam menegakkan ketahanan pangan berbasis keluarga yang berkelanjutan.