Menanam Cinta Sejarah Bangsa Sejak Dini
Oleh: Denny Wahyudi, Ketua OKK DPP Forum Membangun Desa.

Sejarah adalah studi tentang masa lalu manusia, khususnya bagaimana manusia telah hidup dan berinteraksi satu sama lain dan dengan lingkungan mereka.
Ini meliputi peristiwa, tren, individu, dan institusi yang telah membentuk dunia seperti yang kita kenal sekarang. Sejarah tidak hanya sekadar daftar tanggal dan fakta, tetapi juga interpretasi dari bukti-bukti yang tersedia. Karena itu, pemahaman sejarah selalu berkembang seiring dengan ditemukannya bukti-bukti baru dan perubahan perspektif.
Kali ini kita akan mengupas sedikit Sejarah tentang Candi Jenong yang berada di Jawa Timur, Tepat nya di Kabupaten Mojokerto.
Candi Jenong yang terletak di Mojokerto Candi Jenong, sebuah situs bersejarah yang terletak di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, menyimpan pesona tersendiri bagi para pecinta sejarah dan arkeologi.
Kompleks candi ini, meskipun tidak sebesar candi-candi besar lainnya di Trowulan, menawarkan kesempatan untuk menyelami kehidupan dan budaya masyarakat Hindu-Buddha di masa lalu.
Keunikan arsitektur dan misteri yang masih menyelimuti keberadaan candi ini menjadikannya objek studi yang menarik hingga saat ini.
Arsitektur yang Unik: Candi Jenong berbeda dari candi-candi lain di sekitarnya. Bentuknya yang cenderung sederhana dan tidak terlalu tinggi, dengan struktur bangunan utama yang persegi, menunjukkan ciri khas arsitektur periode tertentu.
Meskipun mengalami kerusakan akibat faktor alam dan manusia, sisa-sisa bangunan yang masih berdiri kokoh menunjukkan detail ornamen dan ukiran yang cukup rumit. Ukiran-ukiran tersebut, meskipun sebagian telah aus, memberikan petunjuk tentang kepercayaan dan kehidupan sosial masyarakat pada masa itu.

Misteri yang Menyelimuti: Fungsi sebenarnya dari Candi Jenong masih menjadi perdebatan di kalangan ahli.
Beberapa berpendapat bahwa candi ini merupakan tempat pemujaan, sementara yang lain meyakini bahwa candi ini memiliki fungsi lain, misalnya sebagai tempat penyimpanan abu jenazah atau bahkan sebagai bagian dari kompleks bangunan yang lebih besar.
Kurangnya prasasti yang ditemukan di lokasi semakin menambah misteri yang menyelimuti candi ini. Namun, hal inilah yang justru membuat Candi Jenong semakin menarik untuk diteliti dan dikaji lebih lanjut.
Potensi Wisata Sejarah: Candi Jenong, meskipun tergolong candi kecil, memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata sejarah. Keindahan arsitekturnya yang unik, ditambah dengan suasana tenang dan damai di sekitarnya, menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para pengunjung.
Dengan pengelolaan yang baik dan pengembangan infrastruktur yang memadai, Candi Jenong dapat menjadi salah satu daya tarik wisata unggulan di Kabupaten Mojokerto, sekaligus menjadi bagian penting dalam upaya pelestarian warisan budaya Indonesia.
Kesimpulan: Candi Jenong merupakan bukti nyata keberadaan peradaban Hindu-Buddha di Mojokerto. Meskipun masih menyimpan banyak misteri, candi ini menawarkan kesempatan berharga untuk mempelajari sejarah dan budaya masa lalu.

Melalui penelitian dan pelestarian yang berkelanjutan, Candi Jenong dapat terus memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pariwisata Indonesia. Semoga upaya pelestarian candi ini terus berlanjut agar generasi mendatang dapat menikmati keindahan dan kekayaan sejarah yang terkandung di dalamnya.
Edukasi sejarah tidak harus membosankan. Ia bisa dimulai dari kegiatan kecil seperti ini: berjalan bersama di antara gapura kuno, mendengar cerita tentang leluhur, dan bertanya, “Mengapa candi ini bisa ada di sini?” Mereka mungkin belum mengerti sepenuhnya, tapi dari langkah kecil inilah lahir generasi yang menghargai akar budayanya sendiri.Mari kita dorong lebih banyak sekolah, orang tua, dan komunitas serta Pemerintah Daerah untuk memperkenalkan situs-situs bersejarah kepada anak-anak.
Karena bangsa yang besar bukan hanya bangsa yang maju—tapi juga bangsa yang ingat dari mana ia berasal.(LS)